Ekosistem
Ecosystem
Rizka Hayati
rizkahayati.bio18@fkip.unsyiah.ac.id
Abstrak
Ekosistem
adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem biasa dikatakan
juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Dalam ekosistem, organisme dalam
komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Metode yang digunakan yaitu observasi ke lapangan untuk mengamati secara langsung objek yang akan di amati. Praktikum ini di
laksankan pada tanggal 8 November 2018 di sekitar gedung FKIP baru Universitas Syiah Kuala. Tujuan praktikum yaitu untuk dapat memahami komponen-komponen
penyusun suatu ekosistem serta keterkaitan dan ketergantungan antara komponen
yang satu dengan yang lain. Hasil praktikum dapat mengetahui penyusuana suatu ekosistem buatan yang terdapat di sekitar kolam FKIP baru Universitas Syiah Kuala
dan ekosistem alami yang terdapat pada sawah.
Kata kunci: Ekosistem, biotik, abiotik
Abstrack
An ecosystem is an ecological system formed by
the inseparable reciprocal relationship between living things and their
environment. Ordinary ecosystems are also said to be a whole and whole unitary
arrangement between all elements of the environment that influence each other.
In ecosystems, organisms in a community develop together with the physical
environment as a system. The method used is observation to the field to observe
directly the object to be observed. This practice was held on November 8, 2018
around the new FKIP building, Syiah Kuala University. The purpose of the
practicum is to be able to understand the constituent components of an
ecosystem as well as the interrelationships and dependencies between one
component and another. The results of the practicum can determine the intrusion
of an artificial ecosystem found around the new FKIP pond at the University of
Syiah Kuala and the natural ecosystems found in the rice fields.
Keywords: Ecosystems, biotics, abiotics
Pendahuluan
Indonesia
memiliki ekosistem mangrove terluas di dunia yaitu sekitar 27% dari total hutan
mangrove dunia (16,9 juta ha). Jenis mangrove yang tercatat mencapai 158 jenis,
terdiri dari 89 jenis pohon, 5 jenis palem, 19 jenis liana, 44 jenis epifit dan
1 jenis sikas.
Hutan mangrove merupakan sumberdaya alam yang penting di lingkungan pesisir (Hiariey,
2009, p. 24).
Suatu ekosistem dapat mencakup area
yang luas, misalnya hutan, atau mikrokosmos, seperti ruang di bawah batang kayu
yang tumbang atau kolam kecil. Banyak ahli ekologi memandang keseluruhan
biosfer sebagai suatu ekosistem global, gabungan dari semua ekositem lokal di
bumi (Champbell, 2008, p. 406).
Fungi dapat mencerna senyawa-senyawa
dari berbagai macam sumber,hidup maupun tak hidup. Akibatnya, fungi memegang
banyak peranan dalam komunitas ekologis, dengan berbagai spesies yang hidup
sebagai dekomposer, parasit, atau mutualis (Champbell, 2008, p. 205).
Limbah kolam ikan berpotensi sebagai
sumber hara N yang merupakan hasil metabolisme ikan berupa feses yang terbuang di perairan kolam dan
dekomposisi sisa pakan ikan yang tidak termakan (Suparto, 2016, p. 62).
Ikan sangat menyukai
kondisi kualitas air yang jernih dengan kandungan oksigen terlarut sebesar 7,5
- 9,0 mg/l, suhu berada pada kisaran 26,91°C - 29,04°C, dan kandungan pH
berkisar antara 7 – 8 (Samsundari dan Wirawan, 2013, p. 87).
Metode/Cara Kerja
Waktu dan
tempat
Praktikum
ini dilaksanakan di sekitar lingkungan FKIP baru Universitas Syiah Kuala
Darussalam Banda Aceh pada tanggal 8 November 2018.
Target/Subjek/Populasi/Sampel
Pada
Praktikum ini subjek/sampel yang digunakan adalah ekosistem
kolam dan ekosistem sawah.
Prosedur
Prosedur
atau cara kerja yang di perhatikan dalam melakukan praktikum ini dapat
dilakukan dengan cara berikut: observasi langsung ke tempat yang ingin di
teliti, amati secara seksama komponen-komponen penyusun ekosistem yang ingin di
amati kemudian gambarkan skema rantai makanan yang terdapat
pada ekosistem tersebut serta
diberikan keterangannya.
Data, Instrumen, dan Teknik
Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan cara
observasi mengamati langsung pada objek yang diamati. Bahan yang digunakan pada
praktikum ini terdapat di sekitar lingkungan FKIP baru.
Teknik Analisis Data
Data yang
didapatkan dari metode pengamatan kemudian dianalisis secara deskriptif.
Hasil
dan Pembahasan
Ekosistem
adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan komponen abiotiknya
dalam satu kesatuan tempat hidup. Ekosistem tersusun atas satuan makhluk hidup.
Dalam ekosistem terdapat komponen
biotik dan komponen abiotik. Berdasarkan proses terbentuknya, ekosistem ada dua macam yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan (Bessy,
2016, p. 378).
Pada hasil pengamatan beberapa tumbuhan yang telah dilakukan pada tanggal
8 November 2018 di peroleh hasil sebagai berikut:
Ekosistem alami
salah satunya adalah sawah, seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar 1.
Ekosistem sawah
Di dalam suatu ekosistem terjadi hubungan timbal balik,
baik intra maupun antarspesies yang disebut sebagai rantai makanan. Tingkat
pemangsaan musuh alami berubah-ubah menurut kepadatan populasi hama, sehingga
musuh alami digolongkan ke dalam faktor ekosistem yang bergantung kepadatan (Ardhanyswariputri,
2014, p. 79).
Zooplankton adalah salah satu komponen dalam rantai
makanan yang diukur dalam kaitannya dengan nilai produksi suatu ekosistem. Hal
ini dikarenakan zooplankton merupakan rantai penghubung utama diantara plankton
dan nekton (Hibatul, dkk, 2013, p. 17).
Diantara rantai
makanan dan jaring makanan di perairan, yang memegang peranan sangat penting
adalah fitoplankton, sebagai penghasil bahan organik yang kemudian dijadikan
sumber makanan oleh jasa-jasad lainnya. Fitoplankton sebagai produser utama
(autotrof) di perairan melakukan fiksasi karbon (C) melalui proses fotosintesis
dan menyediakan energi bagi organisme konsumer (heterotrof) (Harahab, 2009. p,
100).
Salah satu usaha untuk mengatasi pencemaran air akibat akumulasi
limbah organik adalah dengan menggunakan teknologi yang memanfaatkan organisme
yang mampu merombak bahan organik. Salah satu produk hasil teknologi tersebut
yaitu efektif mikroorganisme-4 (EM-4) (Hartini, dkk, 2013, p. 192).
Simpulan dan Saran
Simpulan
Jadi dari
hasil pengamatan yang telah kami lakukan di sekitar kolam FKIP baru Universitas
Syiah Kuala pada tanggal 8 November 2018, dapat disimpukan bahwa:. Dalam
ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan
fisik sebagai suatu sistem. Hasil dari pengamatan yaitu diantara rantai makanan dan jaring makanan di perairan,
yang memegang peranan sangat penting adalah fitoplankton. Jadi dalam suatu
ekosistem terjadi proses makan dan di makan antara organisme satu dengan
organisme lain yang dapat menyebabkan perpindahan energi dari organisme satu ke
organisme lainnya.
Saran
Dari hasil penelitian diatas diharapkan agar
kedepannya setiap praktikan diharapkan
mampu membedakan tiap-tiap komponen-komponen ekosistem. Dan juga lebih
baik dalam
memperhatikan,
mengerjakan, dan menggambar hasil pengamatan.
Daftar Pustaka
Ardhanyswariputri, dkk. (2014). Potensi
Halaman Sekolah Sebagai Mikrohabitat, Serta Persepsi Masyarakat Sekitar Sekolah
Tentang Undur-undur (Myrmeleon sp.) Sebagai Predator di Kec.
Campurdarat, Kab. Tulung Agung. Jurnal Biotropika. 2 (2): 78-86.
Bessy, Emmi. (2016). Penerapan Metoda Pembelajaran Diskusi dalam Upaya
Meningkatkan Prestasi Belajar Biologi dengan Materi Pokok Ekosistem dan
Komponen Pendukungnya bagi Siswa Kelas X Semester II SMA Negeri 5 Kota Ternate
Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan. 14 (1): 375-382.
Campbell. (2008). Biologi Edisi
Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Campbell. (2008). Biologi Edisi
Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Harahab, Nuddin. (2009). Pengaruh Ekosistem Hutan Mangrove Terhadap
Produksi Perikanan Tangkap (Studi Kasus di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur). Jurnal
Perikanan. 11 (1): 100-106.
Hartini, dkk. (2013). Kualitas Air,
Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Gabus (Channa Striata) Yang Dipelihara
Dalam Media dengan Penambahan Probiotik. Jurnal
Akuakultur Rawa Indonesia. 1 (2): 192-202.
Hiariey, Lilian Sarah. (2009). Identifikasi
Nilai Ekonomi Ekosistem Hutan Mangrove di Desa Tawiri, Ambon. Jurnal Organisasi dan Manajemen. 5 (1): 23-34.
Hibatul, dkk. (2013). Struktur Komunitas
Zooplankton di Ekosistem Lamun Alami dan Berbagai Lamun Buatan Perairan Teluk
Awur, Jepara. Journal of Marine
Research. 2 (4): 16-22.
Samsundari, Sri & Wirawan, Ganjar Adhy. (2013).
Analisis Penerapan Biofilter Dalam Sistem Resirkulasi Terhadap Mutu Kualitas
Air Budidaya Ikan Sidat (Anguilla Bicolor). jurnal
gamma. 8 (2): 86-97.
Suparto. H. (2016). Pemanfaatan Limbah Kolam Ikan Sebagai Sumber Hara N
Bagi Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis (Jea Mays Saccharata) di Lahan Gambut. Jurnal Agri Peat. 17 (2): 61-66.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar