Kamis, 04 April 2019


Ekosistem
Ecosystem
Rizka Hayati
rizkahayati.bio18@fkip.unsyiah.ac.id
Abstrak
            Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem biasa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Metode yang digunakan yaitu observasi ke lapangan untuk mengamati secara langsung objek yang akan di amati. Praktikum ini di laksankan pada tanggal 8 November 2018 di sekitar gedung FKIP baru Universitas Syiah Kuala. Tujuan praktikum yaitu untuk dapat memahami komponen-komponen penyusun suatu ekosistem serta keterkaitan dan ketergantungan antara komponen yang satu dengan yang lain. Hasil praktikum dapat mengetahui penyusuana suatu ekosistem  buatan yang terdapat di sekitar kolam FKIP baru Universitas Syiah Kuala dan ekosistem alami yang terdapat pada sawah.
Kata kunci: Ekosistem, biotik, abiotik

Abstrack
An ecosystem is an ecological system formed by the inseparable reciprocal relationship between living things and their environment. Ordinary ecosystems are also said to be a whole and whole unitary arrangement between all elements of the environment that influence each other. In ecosystems, organisms in a community develop together with the physical environment as a system. The method used is observation to the field to observe directly the object to be observed. This practice was held on November 8, 2018 around the new FKIP building, Syiah Kuala University. The purpose of the practicum is to be able to understand the constituent components of an ecosystem as well as the interrelationships and dependencies between one component and another. The results of the practicum can determine the intrusion of an artificial ecosystem found around the new FKIP pond at the University of Syiah Kuala and the natural ecosystems found in the rice fields.
Keywords: Ecosystems, biotics, abiotics


Pendahuluan
            Indonesia memiliki ekosistem mangrove terluas di dunia yaitu sekitar 27% dari total hutan mangrove dunia (16,9 juta ha). Jenis mangrove yang tercatat mencapai 158 jenis, terdiri dari 89 jenis pohon, 5 jenis palem, 19 jenis liana, 44 jenis epifit dan 1 jenis sikas. Hutan mangrove merupakan sumberdaya alam yang penting di lingkungan pesisir (Hiariey, 2009, p. 24).
            Suatu ekosistem dapat mencakup area yang luas, misalnya hutan, atau mikrokosmos, seperti ruang di bawah batang kayu yang tumbang atau kolam kecil. Banyak ahli ekologi memandang keseluruhan biosfer sebagai suatu ekosistem global, gabungan dari semua ekositem lokal di bumi (Champbell, 2008, p. 406).
            Fungi dapat mencerna senyawa-senyawa dari berbagai macam sumber,hidup maupun tak hidup. Akibatnya, fungi memegang banyak peranan dalam komunitas ekologis, dengan berbagai spesies yang hidup sebagai dekomposer, parasit, atau mutualis (Champbell, 2008, p. 205).
            Limbah kolam ikan berpotensi sebagai sumber hara N yang merupakan hasil metabolisme ikan berupa  feses yang terbuang di perairan kolam dan dekomposisi sisa pakan ikan yang tidak termakan (Suparto, 2016, p. 62).
Ikan sangat menyukai kondisi kualitas air yang jernih dengan kandungan oksigen terlarut sebesar 7,5 - 9,0 mg/l, suhu berada pada kisaran 26,91°C - 29,04°C, dan kandungan pH berkisar antara 7 – 8 (Samsundari dan Wirawan, 2013, p. 87).

Metode/Cara Kerja
Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanakan di sekitar lingkungan FKIP baru Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh pada tanggal 8 November 2018.


Target/Subjek/Populasi/Sampel
            Pada Praktikum ini subjek/sampel yang digunakan adalah ekosistem kolam dan ekosistem sawah.
Prosedur
Prosedur atau cara kerja yang di perhatikan dalam melakukan praktikum ini dapat dilakukan dengan cara berikut: observasi langsung ke tempat yang ingin di teliti, amati secara seksama komponen-komponen penyusun ekosistem yang ingin di amati kemudian gambarkan skema rantai makanan yang terdapat pada ekosistem tersebut serta diberikan keterangannya.

DataInstrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan cara observasi mengamati langsung pada objek yang diamati. Bahan yang digunakan pada praktikum ini terdapat di sekitar lingkungan FKIP baru.

Teknik Analisis Data
       Data yang didapatkan dari metode pengamatan kemudian dianalisis secara deskriptif.

Hasil dan Pembahasan
             Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan komponen abiotiknya dalam satu kesatuan tempat hidup. Ekosistem tersusun atas satuan makhluk hidup. Dalam ekosistem terdapat komponen biotik dan komponen abiotik. Berdasarkan proses terbentuknya, ekosistem ada dua macam yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan (Bessy, 2016, p. 378).
Pada hasil pengamatan beberapa tumbuhan yang telah dilakukan pada tanggal 8 November 2018 di peroleh hasil sebagai berikut:
Ekosistem alami salah satunya adalah sawah, seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 1. Ekosistem sawah

            Di dalam suatu ekosistem terjadi hubungan timbal balik, baik intra maupun antarspesies yang disebut sebagai rantai makanan. Tingkat pemangsaan musuh alami berubah-ubah menurut kepadatan populasi hama, sehingga musuh alami digolongkan ke dalam faktor ekosistem yang bergantung kepadatan (Ardhanyswariputri, 2014, p. 79).
            Zooplankton adalah salah satu komponen dalam rantai makanan yang diukur dalam kaitannya dengan nilai produksi suatu ekosistem. Hal ini dikarenakan zooplankton merupakan rantai penghubung utama diantara plankton dan nekton (Hibatul, dkk, 2013, p. 17).

Diantara rantai makanan dan jaring makanan di perairan, yang memegang peranan sangat penting adalah fitoplankton, sebagai penghasil bahan organik yang kemudian dijadikan sumber makanan oleh jasa-jasad lainnya. Fitoplankton sebagai produser utama (autotrof) di perairan melakukan fiksasi karbon (C) melalui proses fotosintesis dan menyediakan energi bagi organisme konsumer (heterotrof) (Harahab, 2009. p, 100).
Salah satu usaha untuk mengatasi pencemaran air akibat akumulasi limbah organik adalah dengan menggunakan teknologi yang memanfaatkan organisme yang mampu merombak bahan organik. Salah satu produk hasil teknologi tersebut yaitu efektif mikroorganisme-4 (EM-4) (Hartini, dkk, 2013, p. 192).
Simpulan dan Saran
Simpulan
Jadi dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan di sekitar kolam FKIP baru Universitas Syiah Kuala pada tanggal 8 November 2018, dapat disimpukan bahwa:Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Hasil dari pengamatan yaitu diantara rantai makanan dan jaring makanan di perairan, yang memegang peranan sangat penting adalah fitoplankton. Jadi dalam suatu ekosistem terjadi proses makan dan di makan antara organisme satu dengan organisme lain yang dapat menyebabkan perpindahan energi dari organisme satu ke organisme lainnya.
Saran
Dari hasil penelitian diatas diharapkan agar kedepannya setiap praktikan diharapkan mampu membedakan tiap-tiap komponen-komponen ekosistem. Dan juga lebih baik dalam memperhatikan, mengerjakan, dan menggambar hasil pengamatan.

Daftar Pustaka
Ardhanyswariputri, dkk. (2014). Potensi Halaman Sekolah Sebagai Mikrohabitat, Serta Persepsi Masyarakat Sekitar Sekolah Tentang Undur-undur (Myrmeleon sp.) Sebagai Predator di Kec. Campurdarat, Kab. Tulung Agung. Jurnal Biotropika. 2 (2): 78-86.
Bessy, Emmi. (2016). Penerapan Metoda Pembelajaran Diskusi dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Biologi dengan Materi Pokok Ekosistem dan Komponen Pendukungnya bagi Siswa Kelas X Semester II SMA Negeri 5 Kota Ternate Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan. 14 (1): 375-382.
Campbell. (2008). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Campbell. (2008). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Harahab, Nuddin. (2009). Pengaruh Ekosistem Hutan Mangrove Terhadap Produksi Perikanan Tangkap (Studi Kasus di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur). Jurnal Perikanan. 11 (1): 100-106.
Hartini, dkk. (2013). Kualitas Air, Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Gabus (Channa Striata) Yang Dipelihara Dalam Media dengan Penambahan Probiotik. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia. 1 (2): 192-202.
Hiariey, Lilian Sarah. (2009). Identifikasi Nilai Ekonomi Ekosistem Hutan Mangrove di Desa Tawiri, Ambon. Jurnal Organisasi dan Manajemen. 5 (1): 23-34.
Hibatul, dkk. (2013). Struktur Komunitas Zooplankton di Ekosistem Lamun Alami dan Berbagai Lamun Buatan Perairan Teluk Awur, Jepara. Journal of Marine Research. 2 (4): 16-22.
Samsundari, Sri & Wirawan, Ganjar Adhy. (2013). Analisis Penerapan Biofilter Dalam Sistem Resirkulasi Terhadap Mutu Kualitas Air Budidaya Ikan Sidat (Anguilla Bicolor). jurnal gamma. 8 (2): 86-97.
Suparto. H. (2016). Pemanfaatan Limbah Kolam Ikan Sebagai Sumber Hara N Bagi Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis (Jea Mays Saccharata) di Lahan Gambut. Jurnal Agri Peat. 17 (2): 61-66.































Organ Tumbuhan
Plant Organs
Rizka Hayati
rizkahayati.bio18@fkip.unsyiah.ac.id
Abstrak
Organ terdiri dari sejumlah tipe jaringan yang bersama-sama melaksanakan fungsi-fungsi tertentu. Organ merupakan struktur tumbuhan yang paling familiar dan mudah diamati. Akar merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi menyerap air dan mineral dari dalam tanah. Struktur batang lebih kompleks dibandingkan dengan akar. Daun pada kebanyakan tumbuhan vaskular merupakan organ fotosintetik utama, walaupun batang hijau juga melakukan fotosintesis. Metode yang digunakan yaitu mengamati secara langsung objek yang akan di teliti. Praktikum ini di laksankan pada tanggal 11 Oktober 2018 di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala. Tujuan praktikum yaitu untuk dapat mengamati dan mengenal organ-organ tumbuhan seperti akar, batang dan daun. Hasil praktikum mengamati bagian-bagian dari kembang sepatu (Habiscus rosasinensis), rumput teki (Cyperus rotundus), keladi (Colocasia esculenta)dan bayam (Amaranthus spinosus).
Kata Kunci: Organ tumbuhan, akar, batang, daun

Abstrack
Organ consists of a number of types of networks that together carry out certain functions. The organ is the most familiar and easily observed plant structure. Root is a part of the plant that functions to absorb water and minerals from the soil. The stem structure is more complex than the root. The leaves in most vascular plants are the main photosynthetic organs, although green stems also carry out photosynthesis. The method used is observing directly the object to be examined. This practicum was carried out on October 11, 2018 at the Biology Education Laboratory of the FKIP Syiah Kuala University. The purpose of practicum is to be able to observe and recognize plant organs such as roots, stems and leaves. Practicum results observed parts of  hibiscus (Habiscus rosasinensis), puzzle grass (Cyperus rotundus), taro (Colocasia esculenta) and spinach (Amaranthus spinosus).
Keywords: Plant organs, roots, stems, leave



Pendahuluan

            Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk fisik dan struktur tubuh dari tumbuhan, morfologi berasal dari bahasa latin morphus yang berarti wujud atau bentuk. Untuk memudahkan para peneliti dalam mengklasifikasikan jenis tumbuhan, bentuk morfologi salah satu indikator yang sangat besar perannya untuk mengidentifikasi tumbuhan secara visual, sehingga keragaman tumbuhan yang sangat beranekaragam dapat identifikasi dan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam pemberian nama spesies, famili hingga kingdom (Sarjani, 2017, p. 182).
Morfologi salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang karakteristik tumbuhan. Morfologi digunakan sebagai dasar dalam taksonomi. Bagian-bagian tumbuhan yang dapat dijadikan dasar taksonomi adalah daun, batang, bunga, buah, dan akar (Zahro, Hani Zulfia, dkk, 2014, p. 84).
Akar (root) adalah organ multiselular yang menambatkan tumbuhan vaskular ke dalam tanah, mengabsorpsi mineral dan air, dan seringkali menyimpan karbohidrat. Sebagian besar eudikotildan gimnosperma memiliki sistem akar tunggang (taproot system), yang terdiri dari satu akar vertical utama, yaitu akar tunggang yang berkembang dari akar embrionik. Akar tunggang memunculkan akar lateral yang disebut juga akar cabang. Pada tumbuhan vaskular tak berbunga dan sebagian besarnya monokotil, misalnya rumput, akar embrionik mati dan tidak memunculkan akar utama (Campbell, 2008, p. 316).
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan (Tjitrosoepomo, 2013, p. 74).
Bentuk daun sangat bervariasi, pada daun juga mengalami penyakit, seperti bercak daun menyebabkan kerugian pengurangan fungsi permukaan dari tanaman (Aliah, Nurul Umayatul, dkk, 2015, p. 36).

Metode/Cara Kerja
Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh pada tanggal 11 Oktober 2018.

Target/Subjek/Populasi/Sampel
            Pada Praktikum ini subjek/sampel yang digunakan adalah kembang sepatu (Habiscus rosasinensis), rumput teki (Cyperus rotundus), keladi (Colocasia esculenta) dan bayam (Amaranthus spinosus).
Prosedur
Prosedur atau cara kerja yang harus di perhatikan dalam melakukan praktikum ini dapat dilakukan dengan cara berikut: amati secara seksama tumbuhan yang ingin diamati, mulai dari bagian-bagiannya, akar primer, leher akar, batang akar, cabang-cabang akar, ujung akar, serabut akar, tudung akar, buku-buku batang, ruas batang, daun penumbu, pangkal daun, ujung daun, tepi daun, tulang daun, ibu tulang daun serta alat-alat tambahan lainnya yang ada pada tumbuhan tersebut. Kemudian gambarkan bagian-bagian akar, batang, daun sesuai dengan tumbuhan yang sudah diamati dan digambarkan juga secara skematis.

DataInstrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan cara mengamati langsung pada objek yang diamati. Teknis pengumpulannya sudah tersedia di meja praktikum sebelum di mulainya praktikum.

Teknik Analisis Data
Data yang didapatkan dari metode pengamatan kemudian dianalisis secara deskriptif.

Hasil dan Pembahasan
            Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk fisik dan struktur tubuh dari tumbuhan.
Pada hasil pengamatan beberapa tumbuhan yang telah lakukan pada tanggal 11 Oktober 2018 diperoleh hasil sebagai berikut:
           

Gambar 1: Kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis)
Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis) ini memiliki warna yang cerah pada mahkotanya.



 Gambar 2: Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis).

Daun kembang sepatu mengandung Saponin yang merupakan agensia defaunasi untuk menurunkan populasi protozoa dalam rumen dan diharapkan meningkatkan jumlah bakteri (Widyawati, dkk. 2017, p. 88).
            Rumput teki (Cyperus rotundus) memiliki pertulangan daun sejajar, hal ini dapat kita amati pada gambar di bawah ini.

Gambar 3: Rumput Teki (Cyperus rotundus).
            Pada tinggi rumput teki, didapatkan hasil yang beragam, karena pengaruh adanya reaksi dari herbisida nabati juga terlihat pada fitotoksisitas yang terjadi pada gulma teki (Cyperus rotundus) (Riskitavani, Denada Visitia dan Kristanti Indah Purwani, 2013, p. 61).
Tanaman bayam (Amaranthus spinosus) memiliki batang yang tegak dan daun yang tunggal berwarna hijau muda dan tua.
Gambar 4: Bayam (Amaranthus spinosus)
Bayam (Spinacea oleracea) adalah tumbuhan yang berasal dari Amerika dan Selandia Baru. Karena mudah tumbuh di mana saja, kini bayam sudah sangat dikenal di Indonesia. Bayam sebagai salah satu bahan makanan yang ternyata memiliki kandungan protein yang sangat tinggi (Sutrisno. 2010, p. 108).
Keladi memiliki batang yang pendek, tumbuh dengan arah tegak dan dengan daun yang berbentuk lonjong.

Gambar 5: Keladi (Colocasia esculenta)
Tanaman talas termasuk tanaman yang berumur panjang sehingga kebutuhan airnya relatif lebih banyak dibandingkan tanaman yang berumur pendek. Oleh karena itu, apabila tanaman talas mengalami kekurangan air, tanaman akan melakukan adaptasi dengan cara menggulungkan daunnya (Suminarti, 2015, p. 764).
Simpulan dan Saran
Simpulan
Jadi dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan di Laboratorium Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala pada tanggal 11 Oktober 2018, dapat disimpukan bahwa:
Saran
Dari hasil penelitian diatas diharapkan agar kedepannya setiap praktikan diharapkan mampu membedakan tiap-tiap bagaian dari organ tumbuhan. Dan juga lebih baik dalam memperhatikan, mengerjakan, dan menggambar hasil pengamatan.

Daftar Pustaka
Aliah, Nurul Umayatul, Liliek Sulistyowati, Anton Muhibbudin. (2015). Hubungan Ketebalan Lapisan Epidermis Daun Terhadap Serangan Jamur (Mycosphaerella Musicola) Penyebab Penyakit Bercak Daun Sigatoka Pada Sepuluh Kultivar Pisang. Jurnal HPT. 3 (1): 36.
Campbell. 2008. Biologi Edisi Ke Delapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Kurniati, Triani, Daniel, Sudrajat. (2018). Uji Toksisitas Dan Sifat Alelopati Ekstrak Alang-Alang (Imperata Cylindrica) Terhadap Perkecambahan Biji Padi (Oryza Sativa). Jurnal Atomik. 3 (1): 54.
Riskitavani,Denada Visitia. Kristanti Indah Purwani. (2013). Studi Potensi Bioherbisida Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia catappa) terhadap Gulma Rumput Teki (Cyperus rotundus). Jurnal Sains dan Seni Pomits. 2 (2): 61.
Sarjani, Tri Mustika, Mawardi, Ekariana S. Pandia, dan Dewi Wulandari. (2017). Identifikasi Morfolog dan Anatomi Tipe Stomata Famili piperaceae di Kota Langsa. Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA (JIPI). 2 (1): 182.
Suminarti, NE. (2015). Respons Tanaman Talas (Colocasia Esculenta L.) (Schott Var. Antiquorum) Terhadap Berbagai Jumlah dan Frekuensi Pemberian Air. 1(4): 763-766).

Sutrisno, Joko. 2010. Pembuatan Biogas Dari Bahan Sampah Sayuran Kubis, Kangkung dan Bayam. Jurnal Teknik Waktu. 8 (1): 108.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2013. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Widyawati, DS., Silalahi, FS., Astuti, I. (2017). Efektivitas Daun Kembang Sepatu sebagai Agensia Defaunasi dalam Pakan Konsentrat Tinggi Menggunakan Jenis Hijauan Berbeda pada Kecernaan Nutrien Kambing KacangJurnal Sains Peternakan. 15(2): 88.
Zahro, Hani Zulfiah, Yeni Herdiyeni, Irman Hermadi (2014). Pengembangan Sistem Ontologi untuk Morfologi Tumbuhan Obat. Jurnal Ilmu Computer Agri- Informatika. 3 (2): 84.


KLASIFIKASI ATAU TAKSONOMI DARI HASIL PENGAMATAN
1.      
2.      Kembang Sepatu (Habiscus rosasinensis)

Kingdom          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Malvales
Famili              : Malvaceae
Genus              : Hibiscus
Spesies             : Habiscus rosasinensis

3.      Rumput teki (Cyperus rotundus)

Kingdom          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Liliopsida
Ordo                : Cyperales
Famili              : Cyperaceae
Genus              : Cyperus
Spesies             : Cyperus rotundus

4.      Keladi (Colocasia esculenta)

Kingdom          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Liliopsida
Ordo                : Arales
Famili              : Araceae
Genus              : Colocasia
Spesies             : Colocasia esculenta

6.      Bayam (Amaranthus spinosus)

Kingdom          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Caryophyllales
Famili              : Amaranthaceae
Genus              : Amarantus
Spesies             :Amarantus Spinosus L





Daun Tunggal
The Single Leaf
Rizka Hayati
Abstrak
Daun merupakan organ tumbuhan yang melekat pada buku (nodus) dari batang. Daun biasanya merupakan struktur pipih berwarna hijau (berklorofil) dan berasal dari bakal daun. Daun tunggal adalah daun yang pada setiap tangkai daun mempunyai satu helaian daun. Metode yang digunakan yaitu dengan pengamatan  secara langsung terhadap objek tumbuhan yang ingin diteliti. Praktikum ini dilaksanakan pada 5 Maret 2019 di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala. Tujuan praktikum yaitu untuk dapat mengenal bagian-bagian daun, bangun daun, ujung daun, pangkal daun, tulang daun, toreh, tepi daun dan daging daun serta alat-alat tambahan lainnya. Hasil praktikum yaitu untuk dapat mengetahui bagian-bagian dari daun tebu (Saccharum officinarum), kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis. L), keladi (Colacasia esculenta schutt), jarak (Ricinus comunis), meniran (Phyllantus urinaria), dan cermai (Phyllantus acidus).
Kata kunci: daun tunggal, bagian daun, bentuk daun

Abstract
The leaf is a plant organ attached to the book (node) from the stem. Leaves are usually flat green structures (chlorophyll) and originate from the leaves. A single leaf is a leaf that has one leaf blade on each leaf stem. The method used is direct observation of the object of the plant to be studied. This practicum was held on March 5, 2019 at the Biology Education Laboratory FKIP Syiah Kuala University. The purpose of the practicum is to be able to recognize the parts of the leaves, wake leaves, the tips of leaves, base of leaves, leaf bones, incisions, the edges of leaves and leaf flesh and other additional tools. The results of the lab are to be able to know the parts of sugarcane leaves (Saccharum officinarum), hibiscus (Hibiscus rosa-sinensis. L), taro (Colacasia esculenta schutt), distance (Ricinus comunis), meniran (Phyllantus urinaria), and cermai ( Phyllantus acidus). Keywords: single leaf, part leaf, shape leaf


Pendahuluan
            Daun (Leaf) pada kebanyakan tumbuhan vaskular merupakan organ fotosintetik utama, walaupun batang hijau juga melakukan fotosintesis. Bentuk daun sangat bervariasi namun biasanya terdiri atas sebuah helaian (Blade) pipih dengan satu tangkai daun (Petiole) yang menyambungkan daun ke batang pada nodus (Campbell, 2008, p. 318).
            Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna warna hijau yang dinamakna klorofil, oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuhan-tumbuhan nampak hijau pula (Tjitrosoepomo, 2013, p. 5).
            Klorofil merupakan faktor utama yang mempengaruhi fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses perubahan senyawa anorganik (CO2 dan H2O) menjadi senyawa organik (karbohidrat) dan O2 dengan bantuan  cahaya matahari. Klorofil merupakan pigmen utama yang terdapat dalam kloroplas (Ai & Banyo, 2011, p. 167).
Bentuk daun sangat bervariasi, pada daun juga mengalami penyakit, seperti bercak daun menyebabkan kerugian pengurangan fungsi permukaan dari tanaman (Aliah, dkk, 2015, p. 36).
Daun tunggal terkadang berbagi sangat dalam sehingga menyerupai daun majemuk, tersebar atau berhadapan, kebanyakan tanpa daun penumpu (Hasanuddin, dkk, 2014, p. 103)
           
Metode
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh pada tanggal 5 Maret 2018.

Target/Subjek/Populasi/Sampel
Pada praktikum ini target/subjek yang digunakan adalah tebu (Saccharum officinarum), kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis. L), keladi (Colacasia esculenta schutt), jarak (Ricinus comunis), meniran (Phyllantus urinaria), dan cermai (Phyllantus acidus).

Prosedur
Prosedur atau cara kerja yang harus di perhatikan dalam  melakukan praktikum ini dapat dilakukan dengan cara berikut: amati secara seksama daun tunggal yang ingin diamati, mulai dari bagian-bagiannya, bangun daun, ujung daun, pangkal daun, tulang daun, toreh, tepi daun dan daging daun serta alat-alat tambahan lainnya yang ada pada tumbuhan tersebut. Kemudian gambarkan bagian-bagian daun lengkap dan daun tidak lengkap sesuai dengan tumbuhan yang sudah diamati dan digambarkan juga secara skematis.

Data Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
       Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini disediakan oleh masing-masing kelompok.

Teknik Analisis Data
       Data yang didapatkan dari metode pengamatan kemudian dianalisis secara deskriptif.

Hasil dan Pembahasan
Daun merupakan organ pokok pada tubuh tumbuhan. Pada umumnya berbentuk pipih bilateral, berwarna hijau, dan merupakan tempat utama  terjadinya fotosintesis. Berkaitan dengan itu, daun memiliki struktur mulut daun yang berguna untuk pertukaran gas O2, CO2, dan uap air dari daun ke alam sekitar dan sebaliknya (Papuangan, 2014, p. 287).

Pada hasil mendeskripsikan daun tunggal yang telah dilakukan pada tanggal 5 Maret 2019 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tebu (Saccharum officinarum) memiliki bangun daun seperti pita, dapat terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 1. Tebu (Saccharum officinarum)

Klasifikasi
Kingdom          : Plantae          
Divisi               : Magnolophyta
Kelas               : Liliopsida      
Ordo                : Poales
Famili              : Poaceae
Genus              : Saccahrum
Species           : S. officinarum

Daun pada tanaman ini termasuk daun tunggal dan daun tidak lengkap karna hanya memiliki helaian daun, pelepah daun dan lidah-lidahan. Tebu memiliki bangun daun pita, ujung daun meruncing, pangkal daun membulat, tulang daun sejajar, tepi daunnya rata, daging daun seperti perkament dan permukaan daun berbulu kasar.
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis. L) termasuk daun tidak lengkap, hal ini dapat di lihat pada gambar di bawah ini:



Gambar 2. Kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis. L)

Klasifikasi
Kingdom          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Malvales
Famili              : Malvaceae
Genus              : Hibiscus
Spesies             : H. rosa-sinensis L.

Daun kembang sepatu termasuk daun tidak lengkap karna tidak memiliki pelapah daun. Bangun daunnya bulat telur, ujung daun meruncing, pangkal daun runcing, tulang daunya menyirip, tepi daun bergerigi, daging daun setipis kertas, permukaan daun licin.
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)  selain mengandung saponin yang ditandai dengan keluarnya lendir bila diremas dan juga mengandung nutrien yang cukup baik seperti protein kasar, serat kasar, dan lemak kasar (Widyawati, dkk, 2017, p. 88).
Daun keladi (Cholacasia esculenta) memiliki permukaan daun yang berwarna hijau dengan permukaan daun yang berlilin, seperti pada gambar di bawah ini:


Gambar 3. Keladi (Colacasia esculenta schutt)
Klasifikasi
Kingdom          : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Kelas               : Monocotyledonae
Ordo                : Arales
Famili              : Araceae
Genus              : Colocasia
Spesies             : C. esculenta

Daun keladi termasuk daun tunggal dan lengkap. Karena memiliki tangkai daun, helaian daun, dan pelepah daun. Namun tidak memiliki lidah-lidahan. Bangun daun perisai, ujung daun runcing, pangkal daun berlekuk, tulang daun menjari, tepi daun merombak, daging daunnya tipis lunak dan permukaan daun berlilin.
Tanaman talas termasuk tanaman yang berumur panjang sehingga kebutuhan airnya relatif lebih banyak dibandingkan tanaman yang berumur pendek. Oleh karena itu, apabila tanaman talas mengalami kekurangan air, tanaman akan melakukan adaptasi dengan cara menggulungkan daunnya (Suminarti, 2015, p. 764).

Gambar 4. Jarak (Ricinus comunis)

Klasifikasi
Kingdom          : Plantae 
Divisi               : Spermatophyta
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Euphorbiales
Famili              : Euphorbiaceae
Genus              : Ricinus
Spesies             R. comunis

Tanaman jarak termasuk kedalam tanaman perdu yang memiliki daun tunggal. Daun jarak termasuk daun tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai daun dan helaian daun, tidak memiliki pelepah daun serta lidah-lidahan. Bangun daun bulat, ujung daun meruncing, pangkal daun berlekuk, tulang daun menjari, tepi daun berombak, daging daunnya seperti kertas dan permukaan daunnya gundul.
Jarak pagar (Jatropha curcas L.) merupakan tanaman yang memiliki daya adaptasi lingkungan tumbuh yang luas, Usaha pengembangan tanaman jarak pagar sebagai bahan baku alternatif bioenergi, memerlukan kegiatan perbaikan genetik melalui pemuliaan tanaman untuk mendapatkan varietas unggul (Surahman, dkk, 2009, p. 256).


Meniran salah satu jenis tanaman yang memiliki bentuk batang bulat dan tinggi kurang dari 50 cm, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 5. Meniran (Phyllantus urinaria)

Klasifikasi
Kingdom          : Plantae
Divisi               : Magnoliphyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Euphorbiales
Famili              : Euphorbiaceae
Genus              : Phyllanthus
Spesies             : P. urinaria

Daun meniran adalah daun tunggal yang tata letaknya berselang seling. Daun meniran hanya memiliki tangkai daun. Tidak memiliki helaian daun, pelepah daun, serta lidah-lidahan. Bentuk daun ini yaitu jorong, ujung daun membulat, pangkal daun membulat, tulang daun menyirip, tepi daun rata, daging daun tipis lunak, dan permukaan daun licin.
Meniran (Phyllanthus niruri L.) merupakan tumbuhan liar suku Euphorbiaceae yang hidup di daerah beriklim tropis. Di Indonesia tanaman ini sangat mudah ditemukan di tepi jalan, tanah kosong, kebun, sungai bahkan di pekarangan rumah (Nugrahani, 2012, p. 52).
Daun tunggal, panjang 2-7 cm, tersusun di rantingnya seperti daun majemuk menyirip. Hal ini dapat kita amati padagambar di bawah ini:

Gambar 6. Cermai (Phyllantus acidus)

Klasifikasi
Kingdom          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Euphorbiales
Famili              : Euphorbiaceae
Genus              : Phyllanthus
Spesies             : P. acidus

Daun cermai termasuk daun tunggal karna ketika berguguran daunnya jatuh satu persatu tidak sekalian. Bertangkai pendek dan tersusun dalam tangkai membentuk rangkaian seperti daun majemuk. Termasuk daun tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai daun dan helaian daun sedangkan upih daun dan lidah-lidahan tidak dimilikinya. Bangun daun bulat telur, ujung daun runcing, pangkal daun membulat, tulang daun menyirip, tepi daun rata, daging daun tipis, dan permukaan daun licin.

Simpulan dan Saran
Simpulan
Jadi dari hasil pengamatan yang telah saya lakukan di Laboratorium Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala pada tanggal 5 Maret 2019, dapat disimpukan bahwa:
 Daun tunggal adalah daun yang pada setiap tangkai daun mempunyai satu helaian daun. Daun dapat dibedakan menjadi daun lengkap dan daun tidak lengkap, daun tebu, kembang sepatu, jarak, cermai, dan meniran merupakan jenis daun yang tidak lengkap. Sedangkan daun keladi merupakan daun lengkap karna memiliki helaian daun, pelepah, dan tangkai daun.

Saran
Dari hasil penelitian diatas diharapkan agar kedepannya setiap praktikum diharapkan mampu mendeskripsikan daun tunggal, serta daun lengkap dan tidak lengkap. Dan juga lebih baik dalam memperhatikan, mengerjakan, dan menggambar hasil praktikum.

Daftar Pustaka
Ai, Nio Song & Banyo, Yunia. (2011). Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman. Jurnal Ilmiah Sains. 11 (2): 167-173.
Campbell. (2008). Biologi Edisi kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Hasanuddin, dkk. (2014). Hubungan  Kekerabatan Fenetik 12 Spesies Anggota Familia Asteraceae. Jurnal EduBio Tropika. 2 (2): 187-250.

Latifa, Roimil. (2015). Karakter Morfologi Daun Beberapa Jenis Pohon Penghijauan Hutan Kota di Kota Malang.  Hal 667-676.
Nugrahani, SS. (2012). Ekstrak Akar, Batang, dan Daun Herba Meniran Dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 8 (1): 51-59.
Papuangan, dkk. (2014). Jumlah dan Distribusi Stomata Pada Tanaman Penghijauan di Kota Ternate.  Jurnal Bioedukasi. 3 (1): 287-292.
Suminarti, NE. (2015). Respons Tanaman Talas (Colocasia esculenta L.) (Schott Var. Antiquorum) Terhadap Berbagai Jumlah dan Frekuensi Pemberian Air. 1 (4): 763-766.
Surahman, M, dkk. (2009). Karakterisasi dan Analisis Gerombol Plasma Nutfah Jarak Pagar Indonesia dan Beberapa Negara Lain Menggunakan Marka Morfologi dan Molekuler. Jurnal Agron. 37 (3): 256-264.
Tjirosoepomo, Gembong. (2013). Morfologi tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Widyawati, DS., Silalahi, FS., Astuti, I. (2017). Efektivitas Daun Kembang Sepatu sebagai Agensia Defaunasi dalam Pakan Konsentrat Tinggi Menggunakan Jenis Hijauan Berbeda pada Kecernaan Nutrien Kambing Kacang. Jurnal Sains Peternakan. 15 (2): 87- 91.
































 
















































Ekosistem Ecosystem Riz ka Hayati rizkahayati.bio18@fkip.unsyiah.ac.id Abstrak              Ekosistem adalah suatu sistem ekolog...